Senin, 31 Desember 2018

Penyebab Posisi Investasi Internasional Indonesia Stabil dan Sehat

Tempat investasi internasional (PII) Indonesia di akhir triwulan III 2018 mencatat neto keharusan sebesar US$297 miliar atau sama dengan 28,5% dari PDB. Angka itu alami penurunan dari neto keharusan di akhir triwulan awal mulanya yang sampai US$305,6 miliar atau 29,3% pada PDB.

Walau ada penurunan, Bank Indonesia memandang PII Indonesia masih tetap relatif konstan serta sehat. Asumsi itu terkait dengan catatan rasio neto keharusan PII Indonesia pada PDB yang relatif konstan di rata-rata 29%.

Baca Juga: indonesia indikator

“Perkembangan itu searah dengan penambahan tempat keharusan finansial luar negeri (KFLN) yang dikit tambah tinggi dibanding dengan penambahan tempat asset finansial luar negeri (AFLN),” jelas Bank Indonesia dalam info tercatat di Jakarta, Senin (31/12/2018). .

Baca Juga: pengertian evaluasi pembelajaran

Bank Indonesia menuturkan, tempat KFLN diakhir kuartal III 2018 naik US$1,6 miliar atau 0,3% (qtq) jadi US$633,6 miliar. Kenaikan itu di pengaruhi oleh masuknya modal asing berbentuk investasi langsung serta investasi yang lain.

Artikel Terkait: pengertian hukum menurut para ahli

Diluar itu, kenaikan tempat KFLN itu ikut ketahan oleh aspek penguatan dolar AS pada rupiah hingga berlangsung penurunan nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah.

“Posisi AFLN di akhir triwulan III 2018 naik 0,5% (qtq) atau US$1,5 miliar jadi US$336,6 miliar. Tidak hanya investasi yang lain, penambahan tempat AFLN ikut didukung oleh oleh transaksi pencapaian asset investasi langsung serta investasi portofolio,” lebih BI.

Walau memandang PII Indonesia dalam kondisi yang relatif konstan, Bank Indonesia mengakui masih siaga pada resiko neto keharusan PII pada perekonomian Indonesia.

“Ke depan, Bank Indonesia yakini kapasitas PII Indonesia akan makin baik searah dengan terjaganya kestabilan perekonomian serta berlanjutnya pemulihan ekonomi Indonesia di dukung oleh ketekunan serta kolaborasi bauran kebijaksanaan moneter, kebijaksanaan fiskal, serta reformasi struktural.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Kemenperin Ungkap Indonesia Defisit Baja Ringan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan Indonesia masih kekurangan pasokan baja ringan. Padahal, baja ringan diperlukan untuk pemb...