Rabu, 01 Mei 2019

Inilah Perjuangan Pemerintah dalam Membangun Dunia Pendidikan

Hambatan bukanlah penghalang bagi Marwan Hakim, seorang pemuda asal Aikperapa, Lombok Timur, untuk mewujudkan perjuangan memajukan dunia pendidikan di daerah asalnya. Pencekalan serta penolakan atas program bantuan pendidikan yang ia ajukan ke pemerintah tidak serta merta melemahkan semangatnya dalam membangun pendidikan anak-anak di desanya tersebut. Berbagai keterbatasan ini justru membuat Marwan semakin gigih untuk memutar otak dalam mencari cara menjalankan apa yang ia impikan.
Berbekal keyakinan, Marwan terus bersemangat untuk memulai mimpinya. Walau dengan sumberdaya dan jumlah murid yang terbatas, ia tetap bersikeras mengajar. Tekadnya yang begitu kuat perlahan mulai mengundang dukungan dari masyarakat. Sedikit demi sedikit perjuangannya pun membawa Marwan semakin dekat pada mimpi untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak di Desa Aikperapa.
Akhirnya, pada 2002, Marwan mendirikan sebuah pondok Pesantren kecil berukuran 35 meter persegi. Ia menggunakan tempat tinggalnya sebagai ruang kelas ditambah modal yang memang diambil dari koceknya sendiri. Bahkan, setelah persekolahan berjalan, Marwan harus antar jemput muridnya yang hanya berjumlah tiga orang dengan jarak tempuh mencapai jarak kurang lebih 10 kilometer. Perjuangan ini memang terkesan berat, namun hal ini setimpal bila melihat kenyataan bahwa satu-satunya sekolah di Aikperapa pun akhirnya dapat berdiri.
Baca Juga: http://arenabelajar.com/
Perjuangan Marwan Hakim pun mulai membuahkan hasil. Setelah berjalan kurang lebih dua tahun, Marwan semakin gencar memperjuangkan sekolah anak-anak di Aikperapa mulai dari TK hingga SMA. Bahkan, pesantren yang didirikan Marwan sudah meluluskan sejumlah anak lulusan SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Walau Marwan selalu dihadapkan pada berbagai tantangan dan keterbatasan, sifat pantang menyerahnya telah membuka sejumlah pintu bantuan bagi perjuangannya.
Pada 2013, Marwan Hakim pun berhasil menerima apresiasi Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards untuk bidang pendidikan. Hasil dari apresiasi Astra ini pun kemudian menjadi salah satu jalan keluar berbagai permasalahan yang ia hadapi. Berbagai usaha, seperti peternakan dan perkebunan Gaharu pun mulai dikelola dan hasilnya kelak digunakan sebagai sumber pembiayaan operasional sekolah.
Kisah perjuangan Marwan Hakim di Lombok Timur adalah salah satu bukti bahwa masih banyak mutiara-mutiara bangsa yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Hambatan serta tantangan yang begitu berat ternyata mampu dihadapi dengan kesabaran serta ketekunan. Marwan Hakim bersama SATU Indonesia Awards pun membuktikannya dengan terus berkarya dalam membangun pendidikan di Lombok Timur hingga menjadi inspirasi bagi para pemuda-pemudi lain di nusantara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Kemenperin Ungkap Indonesia Defisit Baja Ringan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan Indonesia masih kekurangan pasokan baja ringan. Padahal, baja ringan diperlukan untuk pemb...