Minggu, 07 Oktober 2018

Ini Dia Pertunjukan Teater Potlot Membawa Realisme Rawa Gambut

Pengantar redaksi : Pada tanggal 23 Maret 2017, Teater Potlot sebagai kelompok banyak pekarya seni, sekali-kalinya bakal mementaskan drama Rawa Gambut di Jakabaring, Palembang. Pentas hampir duajam ini mau mengekspresikan bagaimana permasalahan gambut didatangkan ke ruang terbuka buat menghantarkan beragam permasalahan yg ada di dalam konteks kekinian. Sesudah itu pentas ini bakal menegur kota-kota di lima propinsi di Sumatera di Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Riau serta Sumatera Barat sampai bulan Agustus 2017.
Baca Juga : contoh karangan eksposisi

Banyak pekarya atau penulis lakon berubah menjadi pengamat yg rasional pada fakta serta moment yg berlangsung di sekitar lingkungan mereka. George Kernodle (1985) mengemukakan banyak penulis lakon membuat apakah yg dimaksud “the illusion of reality” diatas pentas. Bingkai gambar prosenium di ubah berubah menjadi sejenis “picture window” di mana melalui jendela itu kita menyaksikan beberapa orang biasa turut serta dalam “sekeping kehidupan” mereka.
Artikel Terkait : pengertian teks eksposisi

Pentas lantas menjelma, tak selamanya menyentuh beberapa tempat yg jauh serta saat yg udah lampau, namun “yang saat ini, di sini serta sekarang”, the here and now. Bukan mimpi-mimpi serta fantasi-fantasi, namun berubah menjadi satu studi ilmiah kehidupan yg aktual. Truth was the byword, mungkin menjadi pegangan adat banyak pekarya drama.

Menunjuk pada George Kernodle, meski kita kebanyakan tak menempatkan makna impresionisme ke realisme, kita bakal dapat mendalami realisme itu dengan baik apabila kita mengikuti seni rupa, musik serta drama yg memberi respon melalui langkah yg sama pada kemajuan-kemajuan historis.

Penuturan terkait realisme dalam teater tidaklah pertama kali mempermasalahkan berapa pas, sesuai, sesuai pada yg dilukiskan pada naskah lakon serta yg disediakan diatas pentas, namun yg lebih fundamental merupakan : bagaimana mendalami, merangkum, mendatangkan suatu hal yg diasumsikan jadi fakta serta bagaimana menggunakan buat tujuan-tujuan khusus.

Dari sanalah terus berlangsung sama sama serap yg lantas melahirkan apakah yg dimaksud selected realism, dimana perabotan pentas diseleksi, tak asal di isi dengan detail. Lantas diimbuhi denganstylized realism yg memberikan realisme dalam santapan ekspresionisme.

Dalamkonsep realisme timur (oriental realism) Brecht, meningkatkan rencana epic realism yg mengedepankan pada transformasi realisme. Satu realisme yg membelah dunia ini berubah menjadi fragmen-fragmen, yg dihimpun ke suatu deskripsi dunia fakta yg penuh arti.

Melalui fakta pentas, karena itu lakon-lakon realis condong bakal mendahulukan intelektual serta artistik yg lebih impresif. Ekspresi pada wawasan banyak ide narasi yg lebih mendetil serta terwujudkan ke fakta pentaslewat pengamatan serta penafsiran naskah. Terus seluruhnya diringkas berubah menjadi, eksposisi (pemaparan awal) , komplikasi (penggawatan) , klimaks, resolusi serta kongklusi.

“Rawa Gambut” Realisme Verbal di Area Publik
Drama Rawa Gambut Teater Potlot, yg saya tuliskan serta sutradarai merupakan realita realisme dalam teks teater. Saya memanfaatkan konsepsi realisme itu tak bermakna jadi suatu kesadaran teater, tetapi lebih terhadap tehnik yg dapat dilaksanakan buat memberikan pesan dalam fakta pertunjukan.

“Rawa Gambut” lahir hasil dari mengumpukan banyak teks di daerah gambut pesisir pantai Timur Sumatera, pasnya di sebagian titik daerah yg alami perseteruan lingkungan serta budaya di Kabupaten Ogan Komering Ilir serta Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Saya berbarengan populasi Teater Potlot mengerjakan analisa serta survey ke area, mendata serta mencatat beragam permasalahan disana. Tidak hanya itu pun sejumlah personilnya ikuti beragam wokshop serta seminar dan tinjauan ilmiah tersangkut degradasi area gambut, kebakaran, dan beragam pilihan lansekap terus-terusan di daerah itu. Kami pun membuat peta-peta kecil peninggalan peristiwa serta jejak penandaan Sriwijaya lewat artefak serta situs yg berhamburan di lebih kurang area perkebunan sawit serta HTI akasia itu.

Kami pun memperhatikan kebijakan pemerintah selesai kebakaran besar area gambut tahun 2015 waktu lalu. Memonitor beberapa langkah pemerintah lewat program restorasi gambut yg diselesaikan BRG (Tubuh Restorasi Gambut) , suatu tubuh bertanggungjawab langsung terhadap Presiden Joko Widodo yg mengerjakan program restorasi gambut yg dilakukan lima tahun sejak mulai tahun 2016.

Apakah keperluan Teater Potlot, jadi group yg bekerja di seni budaya dalam aktivitas restorasi gambut itu?

Pertanyaan itu pastinya berhubungan dengan lansekap budaya di daerah itu. Konkretnya menelusur jejak peristiwa Sriwijaya jadi ikon peradaban saat waktu lalu. Dan menandainya berbentuk karya serta rekomendasi-rekomendasi perlindungan cagar budaya.

Lantas, teramat utama lagi bagaimana mengontrol serta mengaktualisasikan spirit peradaban Sriwijaya itu dalam teks kekinian serta akan tiba, ialah turut mengontrol alam serta kelangsungan makhluk hidup di daerah itu.

Deskripsi degradasi area serta pengurusan gambut yg eksploitatif di daerah pesisir pantai Timur Sumatera itu sebagai objek utama drama Rawa Gambut Teater Potlot.

Teater berubah menjadi pilihan pergerakan kebudayaan buat mengerjakan usul serta input terhadap pemangku negara dan lembaga-lembaga swasta serta independent yg turut serta di pengurusan serta monitoring lansekap terus-terusan, terutama di daerah gambut Pantai Timur Sumatera.

Bertindak sebagai penulis naskah serta juga sekaligus sutradara, saya coba mensimulasikan beraneka macam pengucapan realisme teater yg pertimbangkan berbagai hal dalam wujudkan nilai-nilai yg ingin diungkapkan ke fakta pentas. Lantas menitik beratkan nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan sesehari yg direfleksikan berubah menjadi pesan-pesan akhlak yg estetik.

Saya menggiring penafsiran aktor dan playing ruang realisme yg dimainkan buat merangsang kesadaran intelektualnya (Theatre of Intelligent) . Memaparkan teks kata serta rupa berubah menjadi tiruan panggung dari pemikiran tematik yg diusung drama Rawa Gambut.

Berkaitan dengan susunan drama itu biar bisa bikin the interest curve, grafik terkait aliran ceritera serta grafik ini saya pakailah jadi patokan atau petunjuk dalam latihan-latihan. Dengan kurva itu dikehendaki bisa membela serta menyambung perhatian banyak pirsawan.

Saya bakal membiarkan teks Rawa Gambut berubah menjadi kelompok fragmen dari pecahan artefak saat terus, atau berubah menjadi disain tiruan hari depan. Mungkin gambut dalam arti simbolik bisa jadi verbal serta datang jadi rupa tiga dimensi. Berubah menjadi figure yg dihidupkan, atau dapat pula dimatikan dengan cara estetika.

Disaat Rawa Gambut masuk ke ruang terbuka, saya serta populasi Teater Potlot, setuju tak kan memperdebatkan esensi naturalis serta teaterikalis dalam artistik panggung. Tak pun mengerjakan penetrasi topeng-topeng yg dimanfaatkan manusia sesehari. Seperti Richard Schechner (1994) menyebutkan Stanislavski serta Brecht jadi beberapa orang naturalis, Grotowski serta Artaud jadi beberapa orang teaterikalis.

Berkenaan drama Rawa Gambu, saya mengharapkan Teater Potlot bisa berperan melahirkan pergantian pada kondisi serta situasi yg kalut, paradoks, serta serba tak pastinya, bahkan juga mengintimidasi kehidupan hari depan bumi serta seisinya. Teater terus mengontrol kelangsungan narasi-narasi keadilan pengurusan bumi.

Konsep-konsep terima serta berikan, dan mengontrol serta tak melukai.

Rawa Gambut, cuma memperingatkan banyak pengelola alam, biar lekas menyudahi perusakan serta penghancuran peradaban bumi serta peristiwa. Rawa Gambut membawa semua buat kembali berubah menjadi manusia Sriwijaya. Manusia yg menampik semua bentuk eksploitatifisme dalam mengatur sumberdaya alam di bumi ini.

* Conie Sema. Penulis serta Sutradara di Teater Potlot, e mail semaconie@gmail. com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Kemenperin Ungkap Indonesia Defisit Baja Ringan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan Indonesia masih kekurangan pasokan baja ringan. Padahal, baja ringan diperlukan untuk pemb...