Jumat, 02 November 2018

Penyebab Kemensos Rilis Indeks Kesetiakawanan Sosial di Indonesia

Pergantian sosial budaya dengan pemakaian sosial media yang masif menimbulkan stigma jika perasaan kebersamaan, nilai-nilai gotong-royong sampai tenggang perasaan akan menyusut. Kenyataannya, bukti di lapangan tidak semacam itu.

Kementerian Sosial lewat Balai Besar Riset serta Peningkatan Service Kesejahteraan Sosial (B2P2KS) Yogyakarta belakangan ini melaunching data tentang perasaan kesetiakawanan sosial sampai tenggang perasaan masyarakarat. Faktanya penduduk Indonesia saat ini dalam keadaan baik, di mana indeks perasaan toleransi, gotong royong, tolong-menolong serta keterlibatan sosial dan tenggang perasaan masih tetap tinggi.

Baca Juga: sumber sumber hukum

Ketua Team Periset Indeks Kesetiakawanan Sosial B2P3KS Yogyakarta Andayani Listyawati menyebutkan pihaknya lakukan riset di empat lokasi semenjak Maret 2018. Tempat riset pada lokasi perdesaan diwakili Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, serta Kabupaten Klungkung, Bali.

Baca Juga: ciri ciri kelompok sosial

Lokasi perkotaan diwakili Kota Bogor, Jawa Barat, serta Kota Manado, Sulawesi Utara. Dari tiap-tiap tempat terebut diambil 70 responden sampai keseluruhan sejumlah 280 orang.

Artikel Terkait: definisi anggaran

“Responden datang dari tokoh penduduk, agama, budayawan, dan lain-lain,” jelas Andayani dalam info tertulisnya pada Liputan6.com, Jumat (26/10).

Penetapan grup penduduk perdesaan berdasar pada penilaian jika lokasi itu masih tetap homogen sebab mempunyai nilai keeratan jalinan serta budaya yang condong baik. Ke-2 kota itu diambil sebab dipandang cukuplah dinamis serta mewakili grup penduduk yang mempunyai tingkat heterogenitas tinggi.

Hasil dari riset itu keseluruhannya bisa disebutkan jika indeks kesetiakawanan sosial Indonesia masih tetap tinggi. Itu diperlihatkan dengan nilai kelompok tinggi pada tiap-tiap parameter.

Hasil ringkasan empat tempat baik di Padang Pariaman, Bogor, Klungkung, serta Manado tunjukkan nilai tenggang perasaan sampai 75,98. Itu adalah nilai paling rendah bila dibanding dengan nilai parameter lainnya seperti toleransi berharga 88,17, gotong royong berharga 87,59, tolong-menolong berharga 88,45, serta keterlibatan sosial 84,67.

“Walaupun tenggang perasaan berharga paling rendah, masih juga dalam kelompok nilai tinggi,” terangnya. Hal itu tidak merubah dengan berarti pada besaran nilai indeks sebab di dukung dari ke empat parameter lainnya yang berharga tinggi.

Kearifan Lokal

Kesetiakawanan sosial masih tetap jadi dasar serta pandangan hidup penduduk dalam mengendalikan tata kehidupan.

Keadaan itu memiliki kandungan makna jika penduduk Indonesia biasanya masih tetap mengerti, mempunyai sikap, serta melakukan nilai mulia yang terdapat dalam kesetiakawanan sosial.

Kesetiakawanan sosial masih tetap jadi dasar serta pandangan hidup penduduk dalam mengendalikan tata kehidupan dan dapat meminimalisir intoleransi di penduduk.

“Kondisi itu masih tetap selalu berjalan sampai sekarang ini sebab di pengaruhi oleh budaya serta kearifan lokal dan peranan ketokohan penduduk ditempat,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Kemenperin Ungkap Indonesia Defisit Baja Ringan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan Indonesia masih kekurangan pasokan baja ringan. Padahal, baja ringan diperlukan untuk pemb...