Senin, 21 Januari 2019

Alasan Renault Resmi Tunjuk Maxindo Sebagai Pemegang Merek di Indonesia

Kementerian Perindustrian akan meluncurkan tanda penilaian untuk tingkat persiapan industri di Indonesia dalam mengaplikasikan tehnologi masa industri 4.0 atau dimaksud Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0).

Cara asesmen INDI 4.0 ini adalah salah satunya step implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

“INDI 4.0 adalah satu indeks referensi yang dipakai oleh industri serta pemerintah untuk mengukur tingkat persiapan ke arah industri 4.0,” kata Kepala Tubuh Riset serta Peningkatan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Pada di Jakarta.

Baca Pun:
Ngakan menuturkan, hasil pengukuran INDI 4.0 akan jadi patokan dalam mengidentifikasi rintangan dan memastikan taktik serta kebijaksanaan pemerintah untuk menggerakkan bidang manufaktur bertransformasi ke arah industri 4.0.

Baca Juga: pengertian variabel

“Dalam indeks itu semasing industri lakukan penilaian mandiri (self-assessment) pada potensi mereka di bagian-bagian berkaitan revolusi industri 4.0 serta ini ialah program prioritas kami di tahun 2019,” tuturnya.

Artikel Terkait: teknik pengambilan sampel

Mengenai lima pilar yang akan diukur di INDI 4.0, yakni manajemen serta organisasi (management and organization), orang serta budaya (people and culture), produk serta service (product and services), tehnologi (technology), dan operasi pabrik (factory operation).

Lalu dari lima pilar itu, dirinci kembali jadi 17 bagian, yaitu taktik serta kepemimpinan, investasi ke arah industri 4.0, kebijaksanaan pengembangan, budaya, keterbukaan pada pergantian, peningkatan kompetensi, kustomisasi produk, service berbasiskan data, produk pintar, dan keamanan cyber.

Setelah itu, konektivitas, mesin pintar, digitalisasi, skema perawatan pintar, proses yang otonom, rantai pasok serta logistik pintar, penyimpanan, dan share data.

“Dari 17 bagian berikut yang jadikan referensi untuk mengukur persiapan industri di Indonesia untuk bertransformasi ke arah Industri 4.0,” tutur Ngakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Kemenperin Ungkap Indonesia Defisit Baja Ringan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan Indonesia masih kekurangan pasokan baja ringan. Padahal, baja ringan diperlukan untuk pemb...