Kamis, 28 Maret 2019

Inilah Rahasia di Balik Cara Pelaku E-commerce Indonesia Mendapat Pemasukan

PEMASUKAN perusahaan e-commerce bukan sekedar datang dari permodalan serta komisi transaksi atas produk yang dibeli customer.

Mungkin kita berasumsi pemasukan perusahaan e-commerce didapatkan dari gelontoran investasi oleh pemodal internasional.

Misalnya akhir-akhir ini Tokopedia mendapatkan suntikan dana dari Softbank serta Alibaba, Bukalapak dengan investor Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund, ataupun Blibli dengan GDP Venture.

Mungkin saja kita menduga jika penghasilan perusahaan barusan datang dari beberapa komisi atas transaksi yang sukses didapatkan penjual semasing basis. Karena, terdapat beberapa pedagang online memakai basis e-commerce untuk berjualan.

Tokopedia mengaku jika ada 5 juta merchant sampai akhir 2018. Belakangan ini Presiden Jokowi memberikan bocoran jika ada 4 juta pelapak di Bukalapak.

Tetapi perusahaan e-commerce sebetulnya bukan saja menggantungkan pemasukan pada dua perihal barusan. Ada kanal lainnya yang mereka pakai untuk mendapatkan pemasukan berarti.

Kanal-kanal ini kadang tidak kasatmata buat banyak orang. Karena itu, artikel ini akan menolong Anda untuk tahu selanjutnya mengenai itu.

Dengan metodologi komparatif, kami terhubung, menghimpun, serta menganalisa type produk & service berbayar dari 5 perusahaan e-commerce terpopuler di Indonesia vs Map of E-commerce Q4 2018 punya iPrice. Kami pula masukkan hasil analisa berbentuk infografis dibagian bawah artikel ini.

Baca Juga: contoh iklan produk

Kanal pemasukan e-commerce di Indonesia
Di bagian awal kita sempat menyentuh mengenai dua sumber pemasukan perusahaan e-commerce, yaitu suntikan modal serta komisi/kompensasi dari partner usaha.

Artikel Terkait: laporan keuangan konsolidasi

Suntikan modal didapatkan jika perusahaan dapat mempresentasikan kekuatan usaha serta kekuatan sdm yang mengurus usaha itu.

Komisi biasanya didapatkan perusahaan dari tiap-tiap transaksi produk yang sukses terjual. Skema komisi ini sebenarnya sudah lama eksis di perdagangan konvensional. Makin banyak konsumen yang beli produk di satu basis, jadi makin banyak komisi yang didapatkan perusahaan.

Tetapi seiring berjalannya waktu, perusahaan e-commerce pula berusaha memperoleh pemasukan dari pihak pedagang, walau banyak konsumen yang bertandang serta beli barang di situs perusahaan itu.

Jadi, apa penjual mesti membayar perusahaan e-commerce supaya bisa memakai basis berkaitan? Tidak juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Kemenperin Ungkap Indonesia Defisit Baja Ringan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan Indonesia masih kekurangan pasokan baja ringan. Padahal, baja ringan diperlukan untuk pemb...