Jumat, 02 November 2018

Penyebab Masyarakat Menengah-Atas Indonesia Melonjak Tajam

Standard Chartered mengungkapkan laporan bertajuk “The Emerging Affluent Study 2018–Climbing the Prosperity Ladder” yang dilakukan terhadap 11.000 responden di 11 wilayah Asia, Afrika, dan Timur Tengah menunjukkan pendapatan rata-rata mobilitas sosial pada kelompok menengah atas (emerging affluent) meningkat. Sebanyak 54 persen kelompok masyarakat kelas menengah atas di Indonesia menikmati peningkatan mobilitas sosial. 

Dari angka tersebut, 4 persen dari kelompok tersebut menikmati peningkatan yang sangat pesat, tidak hanya dibandingkan dengan generasi sebelumnya, namun juga terhadap tren mobilitas sosial secara keseluruhan. 

"Dari setengah itu, 59 persen dan dari jumlah tersebut 7 persen mengalami peningkatan yang sangat cepat," tulis laporan tersebut, Kamis (1/11/2018). 

Di Indonesia, masyarakat yang mengalami mobilitas sosial (socially mobile) mengalami lonjakan pendapatan. Sebanyak 36 persen menikmati lonjakan pendapatan hingga 50 persen atau lebih dalam lima tahun terakhir. 

Baca Juga: negara anggota asean

Hal ini merupakan peningkatan pendapatan tertinggi dibandingkan negara-negara lain selama periode studi dilakukan. Sementara angka yang sama yakni 36 persen menikmati peningkatan pendapatan sebesar 10 persen atau lebih dalam kurun waktu satu tahun terakhir.

Baca Juga: manfaat Perdagangan internasional

Lebih jauh, kelompok socially mobile di Indonesia juga memiliki tingkat edukasi yang lebih tinggi dan mampu mencapai tingkat karir dan kepemilikan rumah yang lebih tinggi dibandingkan orang tua mereka. 

Sebanyak 94 persen dari kelompok socially mobile juga memiliki rumah sendiri dibandingkan dengan 82 persen orangtua mereka di usia yang sama. Studi ini juga menemukan bahwa empat dari lima, yakni 80 persen individu di kelompok emerging affluent di Indonesia, percaya bahwa wealth management (pengelolaan kekayaan) yang efektif adalah kunci untuk mendorong peningkatan mobilitas sosial dan mereka lebih menekankan pentingnya hal ini dibandingkan negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Kemenperin Ungkap Indonesia Defisit Baja Ringan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan Indonesia masih kekurangan pasokan baja ringan. Padahal, baja ringan diperlukan untuk pemb...